Desas-desus biasanya tidak benar. Tapi jika anda membiarkan desas-desus beredar di kantor, jangan heran jika karyawan akan menganggapnya benar.
Sebenarnya kita sadar bahwa yang namanya desas-desus itu tidak selalu benar. Bahkan hampir pasti dibantah oleh yang bersangkutan. Lebih baik kita mengabaikan. Tetapi, benar atau salah, desas-desus itu selalu ada di mana-mana, juga di lingkungan kantor kita. Desas-desus yang tidak benar jika dibiarkan bisa mengaburkan informasi yang sebenarnya ingin anda sampaikan untuk organisasi anda.
Jadi, jangan biarkan desas-desus itu beredar dengan leluasa, anda pelu memanajemeni lebih baik lagi. Anggap saja di kantor anda beredar desas-desus bahwa akan ada pengurangan karyawan. Cobalah beberapa tips menangani desas-desus berikut ini:
1. Berikan informasi yang benar dan formal
Jika anda mendengar ada desas-desus tidak benar, pelajari bagaimana desas-desus beredar. Lalu adakan pertemuan dengan manajemen. Sepakati sebuah informasi resmi dari manajemen. Bantah desas-desus tersebut secara resmi, namun cara ini seharusnya dilakukan dengan ekstra hati-hati, karena karyawan bisa saja menganggap anda mengakui adanya desas-desus itu. Jauh lebih baik, bila anda mengadakan pertemuan tatap muka untuk menjelaskan duduk persoalannya secara benar dan jelas. Berikan juga bukti-bukti pendukung.
2. Jawablah pertanyaan yang diperlukan
Ketahui apa yang ingin diketahui oleh karyawan. Sebenarnya desas-desus itu muncul karena sedikitnya informasi yang dimiliki oleh karyawan. Mereka mengira-ngira sendiri tindakan manajemen. Seringkali tindakan manajemenlah yang memicu adanya desas-desus. Berikan informasi sebelum menjadi desas-desus. Siapkan jawaban sebelum ada pertanyaan.
3. Jangan bersusah-payah mematikan desas-desus
Seberapa pun lengkapnya anda memberikan informasi pada karyawan, tetap saja ada kemungkinan untuk perbedaan persepsi. Desas-desus pasti muncul juga. Tak perlu bersusah-payah mematikan desas-desus atau mencari sumbernya. Lakukan saja sebuah model komunikasi yang lancar dan cepat. Jawab dengan segera pertanyaan karyawan. Pusatkan perhatian anda pada apa yang harus anda kerjakan, daripada menghabiskan tenaga untuk menelusuri siapa penyebar desas-desus itu. Cepat atau lambat kedok itu akan terkuak sendiri.
4. Hadapi secara langsung
Kehadiran itu menguatkan. Jawab secara langsung pertanyaan yang muncul. Hadapi sendiri. Jangan mempercayai pada orang ketiga, karena mungkin ia pun tak luput dari perbedaan pemahaman. Jangan gunakan surat edaran atau memo bila anda menganggap memang diperlukan penyampaian secara langsung.
5. Minta bantuan dari pemimpin informal
Pasti ada orang yang dijadikan pemimpin informal di kalangan karyawan. Dekati ia. Minta bantuan mereka untuk menyebarkan informasi yang sebenarnya. Biasanya pemimpin informal lebih dihormati dan dipercaya oleh karyawan.
6. Jangan menyebarkan desas-desus
Bila anda tak ingin mendengar desas-desus beredar di perusahaan anda, maka anda harus memberikan teladan, yaitu dengan tidak menyebarkan desas-desus. Biasakan memberikan informasi yang akurat dan benar. Bila anda menyebarkan desas-desus, jangan salahkan karyawan yang menirunya.
7. Antisipasi masalah karyawan sebelum menjadi desas-desus
Yang paling baik adalah mengantisipasi masalah karyawan sebelum berubah menjadi desas-desus. Desas-desus biasanya meresahkan. Meski karyawan tahu itu tidak benar, namun mereka cenderung mempercayai sebuah berita buruk, dan meragukan berita baik.