Pernahkah anda mendapat telepon tengah malam yang membawa berita buruk? Sebaiknya anda tetap tenang. Siapa tahu ini adalah momen yang anda tunggu-tunggu.
Pernahkah anda mendapat telepon tengah malam yang membawa berita buruk? Sebaiknya anda tetap tenang. Siapa tahu ini adalah momen yang anda tunggu-tunggu.
Saya pernah mempunyai dua handphone. Satu, untuk keperluan pekerjaan dan keluarga. Satu lagi, pemberian orang yang berselingkuh, yang saya gunakan untuk…?
Menurut saya, pikiran positif yang otentik tidak didapat dari mendengarkan pidato Mario Teguh, Merry Riana atau Tung Desem Waringin, tetapi melalui keringat dan nafas tersenggal-senggal.
Saya belum pernah menemui ada kasir menulis Surat Pembaca di koran yang mengeluh tentang perilaku pelanggan yang menyebalkan.
Saya berpikiran buruk, mobil polisi itu sengaja berjalan pelan. Seolah memberi saya jalan untuk menyalip. Tetapi begitu menyalip, saya akan melanggar marka garis lurus. Lalu mereka punya alasan untuk menilang saya.
Sayangnya niat baik tak selalu memberikan hasil yang baik. Bukan karena caranya yang tidak baik, melainkan karena masa lalu kita yang tidak baik.
Kehidupan sosial kita ternyata bisa disatukan oleh suatu merek produk. Banyak dari kita yang berbeda agama, politik, dan suku bangsa bisa melebur erat berkat satu merek.
Saya pernah menangis sejadi-jadinya saat shalat, namun setelah itu tidak. Mengapa saya tidak lagi bisa menangis saat shalat? Apakah saya kurang khuyu’? Kurang serius? Kurang konsentrasi?
Untuk jadi seorang penggila jeans, saya harus siap selangkangan saya tergores setiap hari. Dan, jempol yang kuat supaya bisa memasang kancing-kancing besinya.
Saya bukan hanya percaya bahwa cinta pada pandangan pertama itu ada. Saya bahkan percaya adanya “jodoh pada pandangan pertama” di kehidupan nyata ini.