Sayangnya niat baik tak selalu memberikan hasil yang baik. Bukan karena caranya yang tidak baik, melainkan karena masa lalu kita yang tidak baik.
Teman saya, Irfan, menggerutu. “Apa salahku? Niatku baik. Mengingatkan supaya kita jangan banyak bergurau. Kita ini sudah tua. Sudah waktunya berubah dan banyak beribadah.”
Saya dan beberapa teman ex kantor lama membentuk grup chatting di Whatapps. Seperti grup-grup lain yang beranggota teman-teman lama, isinya bisa diduga. Ada yang suka memosting cerita dan gambar lucu. Ada yang rajin mengirim artikel kesehatan, berita dan macam-macam. Sedangkan Irfan, setiap hari menulis nasihat-nasihat agama yang banyak diberi jempol oleh teman-teman lain. Hingga suatu saat…
Irfan menegur Tarso yang mengirim gambar, menurut Irfan, seronok dan tak pantas. Irfan merasa punya hak menegur karena dia administrator grup. Soal pantas atau tidak, memang bisa diperdebatkan panjang lebar. Yang pasti, gambar itu sedang viral di grup-grup medsos.
Tarso tak suka dengan teguran itu. Bukannya minta maaf, Tarso malah menganggap kirimannya bagus untuk menyegarkan suasana. Irfan membalas Tarso dengan beberapa kalimat tausiyah. Itu membuat Tarso berang. Lalu menyerang, “Kita semua tahu masa lalumu Fan. Tak usah sok alim. Kita ini sebenarnya sama saja.”
Saya juga tahu masa lalu Irfan. Dia dikenal sebagai karyawan yang agak bengal, suka berpacaran sana-sini, shalat pun tidak. Saya juga mengenal Tarso dan beberapa rekan lain yang bandel-bandel. Yah, namanya juga masih muda.
Waktu selalu punya cara untuk mengubah seseorang. Sepertinya Irfan telah jauh berubah dibanding dulu. Melihat isi posting-postingnya, saya yakin Irfan banyak belajar agama dan punya tekad untuk berdakwah. Keberaniannya menegur Tarso tentu berasal dari keyakinan yang kuat.
Serangan Tarso membuat Irfan mendidih. Siapa yang tidak panas melihat masa lalunya yang “buruk” dibuka di depan orang banyak. Irfan mengatakan bahwa ia sudah berubah dan tak mau lagi disangkut-pautkan dengan masa lalunya. Ia menyarankan Tarso untuk segera bertaubat mumpung masih diberi waktu.
Saya yakin Irfan berniat baik. Sayangnya niat baik tak selalu memberikan hasil yang baik. Bukan karena caranya yang tidak baik. Melainkan karena masa lalu kita yang tidak baik. Kita bisa mengubah diri sendiri, tetapi kita tak bisa memaksa orang lain mengubah pandangannya terhadap masa lalu kita. Itu disadari Irfan. Ia tahu ia tak bisa mengubah masa lalunya. Itu kenapa ia lantas keluar dari grup. Lalu membuat grup alumni baru yang anggotanya ia pilih sendiri; yaitu teman-teman yang sering memberi jempol pada posting-postingnya. Dan saya tidak termasuk di dalamnya.
26 April 2016