Kegemaran Pamusuk Eneste adalah menggelambar dengan “jangan-jangan ini, jangan-jangan itu”, “seandainya begini seumpama begitu”, “mungkin anu mungkin inu”.
Kegemaran Pamusuk Eneste adalah menggelambar dengan “jangan-jangan ini, jangan-jangan itu”, “seandainya begini seumpama begitu”, “mungkin anu mungkin inu”.
Pria yang tak mempunyai kenangan tentang wanita, tak punya masa lalu. Ia telah hidup sia-sia. Apa pun sejarah yang terukir, tak ada kehidupan terbaik tanpa wanita.
Puisi-puisi Nugroho Suksmanto jelas, kontan, apa adanya. Blak-blakan. Tidak memelintir dengan bunga-bunga kata. Tidak menebarkan pukau filsafat.
Kemenangan Pandawa tidak menuntaskan semua hal. Meski Mahabharata telah ditamatkan ribuan tahun lampau, pertempuran tak jua meredup.
Tidak ada yang patut dipersalahkan pada cerpen-cerpen K. Usman. Meski tampak sederhana, mudah, ringan, sebenarnya Pengantin Luka adalah terapi juga nasehat-nasehat yang baik.
Linda bagaikan murid terpandai Freud. Ia menelusuri ingatan-ingatan kelam yang tertempel satu per satu jauh ke belakang, jauh sebelum kita bisa memakai celana sendiri.
Cinta adalah kata yang terbuka. Ia agung ketika dirintihkan dalam munajat ilahiah. Sebaliknya, ia meluncur dalam kubangan cibiran ketika digadaikan untuk sebuah perselingkuhan.
Cerpen-cerpen AS Laksana seperti sihir yang menghadirkan sesuatu yang tak terduga-duga, yang kemudian meninggalkanmu dengan bibir melongo berlama-lama.
Buku ini berharap para penulis mampu merefleksikan pengalaman berdemokrasi bangsa ini agar bisa dijadikan sebagai bahan pencerahan. Ya, ini beban yang sangat berat.
Seratus kata adalah untuk memenuhi dahaga kita akan kisah-kisah manusia yang rumit, dramatis, tragis namun kita tak cukup waktu untuk berbasa-basi dengan tetek bengek sastra.