Puisi bagi Mawie, bukan soal bentuk, meski ia punya disiplinnya sendiri, melainkan soal isi. Dan, ia tak hendak menyembunyikannya. Itu kenapa puisi-puisi Mawie tampak lebih jujur dari kebanyakan.
Puisi bagi Mawie, bukan soal bentuk, meski ia punya disiplinnya sendiri, melainkan soal isi. Dan, ia tak hendak menyembunyikannya. Itu kenapa puisi-puisi Mawie tampak lebih jujur dari kebanyakan.
Buku kumpulan cerpen Rashomon karya Ryunosuka Akutagawa ini buku serius, meski penerbit memperkenalkannya sebagai bacaan alternatif selain komik Jepang.
Jujur Prananto adalah pengamat sosial yang menulis pengamatannya dalam cerpen-cerpen. Ia sesungguhnya mengkritik banyak hal, mulai dari pejabat, orang kaya, orang pinggiran juga diri kita sendiri.
Dibutuhkan ketabahan untuk menahan diri untuk tidak banyak berkata-kata. Dan, Medy bisa melakukannya. Kritik saya hanya satu, puisi-puisi Medy bisa ditulis lebih pendek lagi. Ha..ha.. ha..
Yang membuat saya terpaku saat membaca cerita-cerita Umar Kayam, bukan sekedar cerita yang menarik, melainkan bisa belajar tentang budaya dan kehidupan orang Jawa.
Perempuan-perempuan Lily adalah perempuan terpelajar dan modern. Namun, di saat yang sama selalu ada perempuan-perempuan “biasa” dan tradisional yang menyertainya.
Ada cerita tentang Ustadz Jumin yang harus memilih: memenuhi permintaan jamaahnya atau uang kuliah anaknya. Sang cerpenis mengakhiri cerita dengan pilihan yang hidup, manusiawi dan jauh dari klise.
Buku ini mengajarkan agar kita senantiasa menyadari dan menghayati setiap gerak-gerik kita, menemukan kebajikan di dalamnya. Lalu mempersembahkannya sebagai wujud bakti pada Sang Pencipta.
Usia harapan hidup perusahaan, kutip De Geus, di Jerman dari 45 menjadi 18 tahun, di Perancis dari 13 menjadi 9 tahun, di Inggris Raya dari 10 menjadi 4 tahun.
Cerita-cerita cinta Seno menguatkan paradoks betapa ibukota yang dihuni oleh manusia-manusia perkasa ternyata di hadapan cinta mereka lemah. Rapuh bagai daun segar dirayap ulat.