# 1
Ramadlan tiba
kemanakah rindu
bila tak jadi
cinta
# 2
Doa berbuka:
Beri aku esok
satu hari Ramadlan lagi
demi rindu
# 3
aku berjalan
Kau berlari
aku berpuasa
Kau….?
# 4
Dari Subuh hingga Maghrib
jahr-kan puasamu
Dari Maghrib hingga Subuh
sirr-kan puasamu
# 5
Kepada anak yang bertanya pada bapaknya,
“buat apa kita berlapar-lapar puasa”:
karena lapar tak kenal mazhab
karena lapar tak kenal firqah
# 6
Dengan arti
atau tanpa arti
tadarusmu yang terbata-bata itu
tetaplah berarti
# 7
Kau bisa shalat sambil puasa
kau bisa tadarus sambil puasa
kau bisa sedekah sambil puasa
kau bisa apa pun sambil puasa
Dan, hanya Allah yang bisa menghitungnya
# 8
Di penghujung malam, terbangun ia,
lalu perlahan menjerang air, membangunkan suami,
dan dengan lembut menyuapi anak-anaknya,
karena ia tahu sahur adalah
kasih sayang Allah pada hamba-hambaNya
yang berpuasa.
# 9
Doa selepas Jumatan:
Lapar begitu dekat
Dahaga begitu lekat
Tapi sang ajal lebih dekat lebih lekat
# 10
Puasa itu untuk Allah
tapi ketika Allah menurunkan sahur
maka sesungguhnya puasa itu
untuk manusia
# 11
Hari ini adalah, sepertiga bulan
bagi yang menghitung-hitung;
namun awal perjalanan
bagi yang menjaga rindu
# 12
Doa pagi:
Ya Allah,
ajari hamba bersyukur
atas doa-doa yang tak terkabul
# 13
Wahai orang suci dari Kifli
yang bersila di teduh pohon Tin
hari ini, terangkan padaku
tentang sabr dan khair
# 14
Doa menjelang Ashar:
Jika ganjaran puasaku
hanya lapar dan dahaga
aku tetap rela
# 15
Ramadlan kecil
ada di rumah
Ramadlan besar
ada di jalanan
# 16
Aku sujud,
aku munajat,
aku shaum
demi menemui-Mu di langit,
tapi Kau menyuruhku tetap di bumi,
“Bersedekahlah. Aku tak lebih jauh dari
uluran tanganmu.”
# 17
Aku:
Ya Allah,
terimalah shalatku,
puasaku,
sedekahku,
zakatku.
Kau:
Bagaimana mungkin Ia
menerima sesuatu yang tak kau relakan;
yang masih terkunci dalam ingatanmu?
# 18
Orang mungkin melupakan
nasihat-nasihatmu
tetapi akan mengenang
sedekah-sedekahmu
# 19
Doa tertajam adalah doa
yang dipanjatkan oleh
orang lain; berupa ucapan
“Terima kasih”
# 20
O, malam seribu bulan
izinkan aku mengejarmu
dalam lelap; karena dalam lelap
apalah daya seorang hamba
# 21
Jika i’tikafmu
demi tatapan orang
maka masjid
cuma jadi penjaramu
# 22
Dalam sebaik-baik pemberian
mengambang dua air mata:
air mata gembira si penerima
air mata bahagia si pemberi
# 23
Hari ini mungkin kau membencinya,
namun ketika tahun-tahun kehidupanmu bersemi hijau,
suara mushalla yang serak dan risik itu
akan jadi buah rintih rindumu.
# 24
Doa Malam 25:
Lindungi aku, dari pikiran
yang merindukan Ramadlan tahun depan
sedangkan Ramadlan tahun ini belum jua tunai.
# 25
Zakat itu berat
jika dihitung-hitung
tetapi ringan
jika dibagi-bagikan
# 26
Sesungguhnya,
kitalah yang meninggalkan Ramadlan
bahkan,
sebelum Ramadlan itu sendiri usai
# 27
Aku:
Ya Rabb,
berilah aku umur Panjang
agar bisa merasakan
keindahan Ramadlan tahun depan.
Kau:
Wahai nafs,
mengapa kau tak minta diberi cukup waktu,
setidaknya tiga hari saja,
untuk menunaikan Ramadlan kali ini?
# 28
Ramadlan adalah
persimpangan jalan akbar,
tempat para pengelana bertemu,
berbagi jalan, berbagi bekal.
Ketika Ramadlan usai,
para pengelana kembali ke jalan setapaknya.
Menyusuri sunyi sendiri-sendiri.
Mengarungi rindu sepi-sepi.
Sedangkan para pedagang,
tetap meramaikan pasar,
menghitung-hitung untung rugi.
# 29
Ini hanya kemenangan sesaat
Esok kita bertarung lebih sengit lagi
karena hewan-hewan akan dilepaskan
dan kekalahan adalah keniscayaan
2018