Jangan Menjadi Bos Yang Menyebalkan

Menjadi pengusaha memang bikin bangga. Namun seringkali keberhasilan membuat beberapa orang merasa lebih berkuasa dibanding orang lain, terutama pegawainya sendiri.

Pernahkah anda mengamati perilaku kebanyakan pengusaha? Dari kacamata positif, mereka biasanya tampil penuh kebanggaan dan percaya diri. Berbeda dengan seorang pegawai yang seringkali merasa khawatir akan kehilangan pekerjaannya. Pengusaha tak takut pada apa yang akan terjadi karena mereka tak bergantung pada siapa-siapa selain diri mereka sendiri. Mereka siap dan berani menanggung resiko-resiko yang telah diperhitungkan. Mereka telah menempa mental menjadi kuat.

Di sisi lain, keberhasilan dan sikap mental yang meluap-luap membuat beberapa pengusaha merasa memiliki kedudukan lebih tinggi dibanding orang lain, terutama pegawainya sendiri. Mereka berpikir mereka mempunyai kekuasaan atas pegawainya. Bahkan tak sedikit yang menganggap mereka bisa mengendalikan nasib pegawainya. Pola pikir semacam ini membuat beberapa pengusaha bertindak “bossy” atau sok menjadi bos yang menyebalkan dan suka membully bawahannya.

Tindakan entrepreneur yang “bossy” semacam ini tentu tidak disukai pegawainya. Pada ujungnya bisa merugikan perusahaan karena pegawai tidak akan bekerja dengan sepenuh hati. Berikut beberapa hal berikut untuk menghindarkan anda menjadi bos yang menyebalkan.

1. Jangan suka mempermalukan orang lain

Bos yang menyebalkan suka mempermalukan orang lain di depan umum. Ia senang menghina, menghancurkan harga diri dan merusak ego orang lain, terutama bawahannya. Mereka merasa lebih unggul, lebih tinggi dan lebih berkuasa sehingga menganggap bisa melakukan apa saja. Namun hal ini tidak akan menjadikan perusahaan lebih baik. Sebaliknya, orang lain dan karyawan akan menanam bibit dendam pada sang bos dan perusahaan. Dendam itu bisa terbalaskan. Bila itu terjadi, akan merugikan perusahaan dan reputasi sang entrepreneur.

2. Jangan meremehkan pekerjaan orang lain

Pelayan restoran, kasir toko, juru parkir, petugas keamanan dan berbagai profesi lain seringkali dianggap rendah dan jadi obyek penghinaan oleh bos yang menyebalkan. Mereka tidak menyadari bahwa pekerjaan-pekerjaan itu adalah bagian yang tak kalah penting dalam suatu perjalanan usaha.

3. Jangan bergaul dengan bos-bos yang menyebalkan

Sikap menyebalkan akan menemukan pembenaran saat seorang bos bergaul dengan bos-bos lain yang tak kalah menyebalkan. Agar terhindar dari perilaku buruk ini, seorang pengusaha harus pandai-pandai menjaga jarak dan pergaulan dari bos-bos yang menyebalkan. Selain itu, tak perlu bersusah payah mengubah bos lain yang menyebalkan menjadi lebih beradab. Tinggalkan saja mereka daripada tertular.

4. Pahami ada banyak pekerjaan yang tidak bisa anda kerjakan dengan baik

Bos-bos yang menyebalkan suka menutup mata bahwa sebenarnya mereka tidak bisa melakukan semua hal sendiri. Bahkan ada banyak pekerjaan yang mereka tidak bisa lakukan dengan baik, malah sangat buruk. Sadarilah bahwa seorang entrepreneur tetap membutuhkan orang yang mampu bekerja lebih baik. Itu bisa menumbuhkan sikap hormat pada orang lain.

5. Temukan kesamaan bukan perbedaan

Di antara kita yang berbeda ini selalu bisa direkatkan dengan kesamaan-kesamaan. Itu bisa berupa kesamaan ide, tujuan, kegemaran dan lain-lain. Merasa sama membuat seseorang tidak sendiri. Sebaliknya memusatkan perhatian pada perbedaan-perbedaan hanya akan memperkeruh suasana hati. Hati yang keruh adalah sarang sikap-sikap yang menyebalkan.

6. Fokus pada situasi menang-menang

Selalu berpikir dan berupaya untuk menciptakan situasi menang-menang adalah tanda kematangan seorang pengusaha. Seseorang hanya berpikir untuk kemenangan dirinya sendiri dan berupaya untuk mengalahkan orang lain tak ada bedanya dengan anak kecil yang cuma ingin merebut kelereng teman-temannya. Justru pengusaha yang berjiwa besar menyadari bahwa hidup ini saling berhubungan dan saling bergantung satu sama lain. Saat saling membutuhkan, tidak ada pihak lain yang harus dikorbankan.

7. Sadari apakah anda sudah cukup bahagia?

Semua sikap “bossy” yang menyebalkan itu biasanya bermula dari masalah psikologis yang diderita oleh sang pengusaha itu sendiri. Mereka mungkin memiliki masa lalu yang kurang mengenakkan. Jiwanya diselimuti oleh rasa tak puas, iri, takut, cemas, dan lain-lain. Oleh karena itu temukan kebahagiaan. Sedikit demi sedikit sikap menyebalkan itu akan hilang.

8. Seorang pengusaha semestinya membangun perusahaannya dengan penuh adab dan etika

Tujuan sebuah bisnis tidak semata untuk memenangkan persaingan dan mendulang laba sebanyak-banyaknya, melainkan menjalankan sebuah peran penting bagi kehidupan. Itu dimulai dari diri sang pengusaha itu sendiri dalam berpikir, bertindak dan bersikap. Menjadi bos yang menyebalkan bukanlah pilihan saat anda bermaksud menjalankan usaha dengan sehat, menjaga reputasi dan integritas yang mulia.