Semusim yang lalu
air matanya menitik dalam hujan
tak ada yang tahu
tapi hujan mendengar
ia menangis
lalu hujan membawa
air matanya jatuh
ke kelopak bunga kertas di halaman
lalu ke ranting dan daun-daun
lalu ke ujung rumput
lalu ke rumah siput
lalu ke selokan depan pagar
lalu ke sungai dan sawah
lalu ke telaga hingga kemarau
lalu ke muara bersama purnama
lalu ke samudera jauh
lalu ke pantai-pantai benua
lalu mengangkasa ke awan
lalu menjelma mendung
lalu turun bersama gerimis
yang membasahi rambutnya
yang lalu menitik ke sudut matanya
serupa tangis semusim yang lalu
lalu jatuh di pundak
seorang pria yang tergopoh-gopoh
membuka payung
di bawah deras hujan semalam
dan pohon Tabebuya
yang tak lagi berbunga
April 2019