Dan Sejenak Ramadhan

#1

Tumpukan tenggat
menghadang tarawihku
tanpa mau mengerti

#2

Imsyak
beberapa shalawat
adzan subuh

#3

Melepas subuh
tadarus hajjah Ida
membasuh Kepadangan

#4

Maghrib meredup
orang-orang berhenti
Porong mendadak lengang

#5

Salam rakaat terakhir
anak-anak bergegas
mencari camilan

#6

Maghrib terpantul
di batas kali
sawah Ganting dan Kenongo

#7

Beberapa butir kurma
sebotol air putih
dan rekan seperjalanan Mianang Khosim

#8

Bukan salah hitung, ustadz
sebelas atau dua tiga tarawih
demi sejenak Ramadhan

#9

Hajjah Ida memuji
semua tadarus Lila
juga Yanti

#10

Waktu yang melambat
menunggu Maghrib
bergegas mengejar Isya

#11

Angin berhenti
bendera diam
tadarus riuh sepanjang pagi

#12

Antara aku
dan Tarawih
ada rapat

#13

Sejenak hujan
meredam dhuhur
tak jadi terik

#14

Bertemu di depan pagar
aku pulang kantor
istri pulang tadarus

#15

Ketika Gilang semakin besar
tak ada lagi mercon
juga tabuhan patrol

#16

Kepada kanak-kanak
kami berharap
Ramadhan riuh suara

#17

Puncak-puncak Ramadhan
meniti pucuk-pucuk muda
tebu-tebu Toelangan

#18

Merindukan Udin
si penggaduh malam-malam
sebelum sahur

#19

Malam
bagi wahyu
dan debu-debu

#20

Suara alarm
aku menggeliat
istri tergopoh ke dapur

#21

Lalu menghitung
malam-malam ganjil
demi seribu bulan yang genap

#22

Menengadah ke langit
kalau-kalau ada bintang
dengan seribu terang

#23

Mengapa
bukan seribu siang
saat dijerang dahaga

#24

Bolehkah berharap
Lailatul Qadr
dalam terkapar lelap?

#25

Adzan Nurul Hidayah
seteguk ta’jil
adzan Nurul Jadid

#26

Ayat-ayat An-Nas
beberapa teguk terakhir
shalawat Imsyak

#27

Memburu qatam
di malam-malam tersisa
tanpa lantun tajwid

#28

Shalawat antara tarawih
tersenyap di balik
pintu kaca supermarket

#29

Bertanya pada hujan
malam ke dua puluh tujuh
inikah rimis seribu gerimis?

#30

Ramadhan
Pak Gimin
terimakasih

Agustus – September 2009