Mengapa sajak-sajak dari Tiongkok menarik? Karena kemampuannya menggambarkan berbagai kejadian secara romantis dan sederhana.
Mengapa sajak-sajak dari Tiongkok menarik? Karena kemampuannya menggambarkan berbagai kejadian secara romantis dan sederhana.
Buku ini tentu kurang tebal untuk menceritakan seluruh kisah-kisah Mahabharata. Tampaknya tidak akan ada buku setebal apa pun yang cukup untuk menuliskan detil Mahabharata.
Konon manajemen yang baik bertindak berdasarkan fakta dan data. Itu berarti manajemen tidak butuh “alasan”. Untuk memecahkan masalah manajemen butuh “sebab”.
Ini bukan buku mantra. Ini hanyalah buku puisi. Tak lebih. Tak kurang. Sebagaimana kata Sapardi di prawacana, jika pembaca berniat memakainya untuk mencapai maksud tertentu, silakan saja. Siapa tahu terkabul.
“Tidak ada akuntan yang bisa jadi presdir. Kalian tahu, kenapa?” Oom Gatut berbicara berapi-api. “Akuntan tidak diajarkan menjadi pengambil keputusan…!!!”
Bekerja di perusahaan yang mempunyai visi besar meski absurd dan tak logis, tetap lebih baik ketimbang di perusahaan yang tak punya angan-angan apa pun.
Sitor Situmorang adalah penyair yang memiliki nyawa rangkap. Buku kumpulan puisi ini adalah buktinya. Ini adalah kumpulan puisi yang belum pernah dikumpulkan. Dan, kita tak yakin semunya telah terkumpul.
Yang namanya ‘sampingan’ selalu tidak pernah sungguh-sungguh. Mestinya kalau memang mau berusaha ya harus serius dan diutamakan. Bukan dijadikan sampingan.
Benarkah selama ini Oom Ale sudah berubah menjadi lebih baik setelah sekian banyak membaca buku-buku motivasi? Atau, Oom Ale hanya kecanduan membacanya saja.
Daya tarik sebuah puisi spiritual tidak melulu pada struktur, jalinan kata, makna dan simbol-simbol dibangun. Terlebih penting adalah otentisitas pengalaman si penulis.