7 Kesalahan Dalam Membuat Brosur

Kesalahan pertama dalam membuat brosur adalah menggunakan bahan berkualitas rendah dan hasil cetakan yang buruk. Boro-boro dibaca, orang mungkin malas melihat dan langsung membuangnya.

Hampir semua tips marketing yang disarankan untuk perusahaan kecil/menengah adalah membuat brosur atau selebaran. Cara promosi dengan menyebar brosur relatif mudah dan murah. Cara ini juga sangat fleksibel dan tidak membutuhkan banyak tenaga. Tak heran bila brosur selalu kita jumpai dimana-mana. Bukan hanya perusahaan kecil dan menengah, bahkan perusahaan besar dan multinasional pun masih mempercayai kesaktian brosur.

Bagi pelanggan, brosur adalah media untuk mencari tahu lebih banyak tentang produk yang ingin dibelinya. Tak seperti koran atau majalah yang besar dan tebal, ukuran brosur yang kecil, ringan tapi mampu memuat informasi lengkap begitu akrab bagi banyak orang. Sering kita lihat di pameran-pameran orang mengumpulkan brosur sebanyak-banyaknya. Brosur mudah dibawa, dikumpulkan lalu dibaca kemudian. Bahkan ada brosur yang disimpan. Misal, brosur iklan mobil. Tapi tak jarang orang membuang brosur begitu saja.

Ada beberapa hal yang membuat brosur tak menarik. Biasanya brosur demikian disebabkan kesalahan-kesalahan dalam membuat brosur, sebagai berikut:

1. Menggunakan bahan berkualitas rendah

Percayalah sehebat apa pun produk anda, bila dipromosikan di atas kertas murahan hitam putih dengan hasil fotocopian yang luntur, orang akan segera meremas dan melemparnya ke tempat sampah. Gunakan bahan kertas dan proses cetakan yang baik sehingga image produk anda dapat ditampilkan seimpresif mungkin.

2. Desain tidak menarik

Tidak mudah untuk menciptakan desain yang menarik. Perlu jiwa seni dan paham tentang psikologi konsumen. Sebaiknya anda menggunakan jasa desainer profesional untuk mendapatkan brosur yang baik. Bila anda ingin menekan biaya desain, anda bisa mencari template brosur yang banyak disediakan gratis di internet.

3. Foto atau gambar produk tidak professional

Kesalahan yang banyak ditemukan di brosur restaurant adalah foto makanan yang alih-alih menggugah selera, malah tidak jelas apakah ini ayam bakar atau ayam terbakar. Foto produk haruslah membangkitkan rasa ingin tahu pelanggan.

4. Terlalu banyak informasi atau terlalu sedikit informasi

Menjejalkan semua informasi ke satu lembar brosur yang terbatas sama buruknya dengan tidak memberikan cukup informasi. Yang terpenting adalah memberikan informasi yang menimbulkan “sense of urgency to contact you” atau rasa penasaran sehingga pelanggan segera menghubungi anda. Contoh, ketimbang mencantumkan detail spesifikasi teknis suatu produk elektronik yang belum tentu semua orang paham, lebih baik menampilkan kemampuan teknisnya.

5. Ukuran dan bentuk brosur tak mudah dibawa

Menjadi kreatif itu perlu, tapi bila tidak fungsional malah merepotkan calon pelanggan anda. Membuat brosur terlalu kecil, terlalu besar, atau berbentuk unik mungkin menarik, tapi bila sulit dibawa atau disimpan, mungkin orang akan membuangnya.

6. Kesalahan teknis

Sebelum disebar pastikan brosur anda telah lulus uji. Pastikan tidak ada kesalahan ketik, salah gambar, salah kutip, kualitas percetakan yang buruk, dan kesalahan teknis lain.

7. Tak ada alamat kontak dan nomor telpon

Brosur mempunyai tugas penting, yaitu membuat orang yang membacanya tergerak untuk menelpon atau menghubungi anda dan bertanya-tanya tentang produk yang anda tawarkan. Setelah itu tugas anda adalah meyakinkan pelanggan dan menutupnya dengan deal yang saling menguntungkan. Karena itu, sebagus apa pun brosur anda, jangan lupa untuk mencantumkan nama usaha anda, alamat kontak dan nomor telpon untuk yang bisa dihubungi.